BANJARTIMES– Balai Bahasa Kalimantan Selatan menggelar bimbingan teknis revitalisasi bahasa Banjar bagi para guru utama di Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Tanahlaut, dan Barito Kuala.
Bimtek yang dihadiri 75 guru dari lima kabupaten/kota tersebut dilaksanakan di Hotel Aria Barito Banjarmasin, pada 22-25 April 2024.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Nuryadi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Nuryadi sangat mengapresiasi kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Banjar.
Menurutnya, Dinas Pendidikan Banjarmasin menyukseskan memberikan dukungan kepada para guru utama yang akan mengemban tugas dalam praktik baik revitalisasi bahasa Banjar.
Ada lima orang narasumber yang secara bergantian menyampaikan materi terkait Revitalisasi Bahasa Banjar selama kegiatan. Materi Praktik Baik Pembelajaran Menulis Puisi Berbahasa Banjar disampaikan oleh Ali Syamsudin Arsy. Materi Praktik Baik Pembelajaran Bakisah oleh Bayu Bastari. Materi Praktik Baik Pembelajaran Menulis Cerpen Berbahasa Banjar oleh oleh Zulfaisal Putra. Materi Praktik Baik Pembelajaran Pidato Berbahasa Banjar oleh Ahmad Sya’rani. Materi Praktik Baik Pembelajaran Komedi Tunggal Berbahasa Banjar oleh Muhammad Furkoni.
Pada hari terakhir kegiatan, seluruh peserta menandatangani Komitmen Bersama Pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di kota dan kabupaten masing-masing.
Ketua Pelaksana Bimtek Revitalisasi Bahasa Banjar Wilayah 1, Titik Wijanarti, bilang kegiatan ini merupakan bagian dari program tahun ke-2 Revitalisasi Bahasa Daerah.
“Para guru diharapkan dapat melakukan pengimbasan kepada guru-guru dan murid yang ada di wilayah dan sekolah masing-masing,” kata Titik.
Salah satu peserta bimtek, Novi Ariyanti, mengatakan kegiatan ini dapat membantu pelestarian bahasa Banjar di lingkungan sekolah.
“Kebetulan sekolah kami sebagian besar muridnya bersuku Jawa, maka sebagian besar bahasa yang digunakan sehari-hari pun bahasa Jawa. Karena kami berada di Banjarmasin, dengan kegiatan ini kami berharap bahasa Banjar itu dapat membudaya,” kata Kepala Sekolah SD Negeri Murung Raya 1 itu.
Novi juga berharap pembelajaran muatan lokal (mulok) bahasa Banjar diharapkan dapat menjadi perantara pengimbasan agar bahasa daerah yang satu ini tidak punah.