BANJARTIMES– Warga di Kota Banjarmasin mengalami kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi 3 kilogram atau gas melon, serta menghadapi kenaikan harga yang signifikan.
Kondisi ini memberatkan warga, termasuk pedagang gorengan yang harus mengeluarkan biaya produksi lebih besar.
Dari pantauan Banjartimes, antrean panjang warga menjadi pemandangan biasa saat Pertamina mendistribusikan elpiji 3 kilogram ke salah satu pangkalan di Jalan Veteran, Banjarmasin.
Warga langsung menyerbu pangkalan tersebut meski harus mengantre demi mendapatkan gas melon dengan harga eceran tertinggi.
Menurut Juraida, salah seorang warga, dalam beberapa hari terakhir, elpiji bersubsidi ini sulit didapatkan dan harganya melambung tinggi, bahkan mencapai Rp 45 ribu di tingkat pengecer.
Warga berharap adanya solusi terhadap masalah ini karena elpiji merupakan kebutuhan penting untuk memasak sehari-hari.
Dampak kelangkaan gas melon dan lonjakan harga di tingkat pengecer juga dirasakan oleh pelaku UMKM. Muhammad Hayat, seorang pedagang gorengan, mengaku harus mengeluarkan modal lebih besar agar usaha tetap berjalan.
Terbatasnya pasokan elpiji 3 kilogram diduga akibat Pertamina tidak mendistribusikan gas melon pada tanggal merah. Kondisi ini dinilai memicu kenaikan harga di tingkat pengecer, mengingat ketersediaan tidak sebanding dengan kebutuhan warga.