Cerita Petani Batola Terapkan Pertanian Tanpa Bakar Lahan dengan Metode MTOT

BANJARTIMES– Petani di Desa Sungai Bamban, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, berhasil menerapkan pertanian tanpa membakar lahan dengan metode mulsa tanpa olah tanah (MTOT).

Selama dua tahun terakhir, mereka mengadopsi metode MTOT yang terbukti lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.

Salah satu warga yang menggunakan metode ini adalah Arbani, petani cabai yang memanfaatkan mulsa alami berupa jerami atau rumput kering di sekitar lahannya untuk menutup permukaan tanah.

“Di musim apa saja, baik hujan maupun kemarau, tanah jadi lembap kalau pakai mulsa alami ini,” ujar Arbani saat kegiatan journalist visit (JV) di Desa Sungai Bamban, Rabu (24/7).

Sejak menggunakan MTOT, Arbani mengaku tidak perlu menyiram lahannya setiap hari karena mulsa menjaga kelembapan tanah. “Apalagi kalau kemarau, biasanya harus menyiram setiap hari. Sekarang kita sudah hemat biaya penyiraman,” jelas Arbani.

Penggunaan mulsa alami juga membuat penyerapan pupuk lebih efektif, dengan pupuk lebih mudah meresap ke tanah. Selain cabai, Arbani menanam tomat, timun, gambas, dan tanaman pangan lainnya dengan MTOT.

Lebih Banyak Petani

Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rantau Badauh Batola, Janaturahimah, mengatakan metode ini dipelajari petani melalui Yayasan Field Indonesia dalam program Udara Bersih Indonesia (UBI). Sejak 2022, Yayasan Field Indonesia dan BPP setempat mendorong petani Barito Kuala, terutama Rantau Badauh, untuk menerapkan MTOT.

Baru-baru ini, mereka melakukan gerakan massal MTOT yang melibatkan lima penyuluh, 50 petani penggerak, dan 176 petani baru di Rantau Badauh dan sekitarnya. “Kami menyasar sembilan desa di Kecamatan Rantau Badauh dan enam desa di Kecamatan Cerbon,” kata Janaturahimah.

Fasilitator Yayasan Field Indonesia Kalsel, Suhada, menambahkan bahwa metode MTOT juga bertujuan mengantisipasi perubahan iklim. “Apalagi sekarang musim kemarau. Dengan MTOT, kita menurunkan risiko kebakaran lahan dengan memanfaatkan mulsa alami sebagai media tanam,” ujarnya.

Suhada menjelaskan jerami atau rumput kering yang tidak dimanfaatkan dengan baik dapat memicu kebakaran lahan. Dengan MTOT, potensi tersebut bisa dicegah, dan petani dapat meraih hasil yang lebih maksimal.

*Untuk Informasi Program Udara Bersih Indonesia dapat menghubungi: Suhada (+62 815-2214-527) serta link Facebook: Field Udara Bersih, Instagram: udarabersihindonesia, Website: www.ubifield.my.id 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *