- Teks: Donny Muslim
- Foto: Freepik/Ilustrasi
BANJARTIMES— Ribuan warga miskin di Kota Banjarmasin belum tersentuh program bantuan sosial (bansos) pemerintah. Dari sekitar 15 ribu warga yang masuk kategori miskin, baru 44 persen di antaranya yang tercatat sebagai penerima bantuan. Artinya, lebih dari 8.000 warga miskin belum menerima dukungan yang seharusnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin, Nuryadi, mengakui distribusi bantuan masih belum merata. Ia menyebut pihaknya telah menyalurkan berbagai bentuk bansos—mulai dari sembako hingga bantuan tunai—namun proses pendataan dan jangkauan bantuan masih menjadi tantangan utama.
“Untuk rinciannya belum tahu pasti. Namun yang jelas jumlah penerimanya cukup banyak di Banjarmasin,” ujarnya, Senin (4/8), dikutip dari Kalselmaju.com, partner Banjartimes.
Nuryadi menjelaskan bahwa proses penyaluran telah melalui verifikasi lapangan, bahkan turut melibatkan Kementerian Sosial. Ia menegaskan bahwa sejauh ini belum ada laporan penyalahgunaan bansos, tetapi hak penerima dapat dicabut jika ditemukan ketidaksesuaian data. “Kalau ketahuan, ya tentu bisa dicabut. Kami akan segera alihkan bantuannya kepada yang lebih berhak,” tegasnya.
Tak Cuma jadi Persoalan Lokal
Meski begitu, ketimpangan data penerima bukan hanya menjadi persoalan lokal. Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dalam kajiannya menyebut bahwa selama pandemi COVID-19, penyaluran bansos di Indonesia banyak menghadapi persoalan yang serupa, seperti minimnya pemutakhiran data, rendahnya transparansi, dan koordinasi yang lemah antar instansi.
CSIS merekomendasikan agar pemerintah daerah lebih proaktif dalam memperbarui data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), serta melibatkan masyarakat sipil dan lembaga independen dalam proses validasi dan pengawasan. Tanpa perbaikan di hulu, bansos rentan tidak tepat sasaran—baik karena miskargeting maupun keterlambatan distribusi.
Dalam konteks Banjarmasin, lemahnya akurasi data berdampak langsung pada ribuan warga miskin yang tak kunjung menerima bantuan. Padahal, bagi sebagian besar dari mereka, bansos adalah satu-satunya penopang di tengah tekanan ekonomi yang berkepanjangan.
Dinsos berharap agar bantuan yang disalurkan digunakan sesuai peruntukan dan dapat meringankan beban warga miskin secara nyata. “Manfaatkan bantuan sebaik-baiknya sesuai peruntukannya,” pungkas Nuryadi.