Belajar Mencintai Kota dengan Jalan Kaki: Kisah Warga Banjarmasin Bangun Inisiatif ‘Bdj Walking Tour’

  • Teks: Donny Muslim
  • Foto: Bdj Walking Tour

BANJARTIMES– Dari kebiasaan berjalan sore sepulang kerja, pasangan M. Yulian Ma’mun dan dr. Meta Ayu Fitrian melahirkan sebuah inisiatif yang kini dikenal sebagai BDJ Walking Tour. Komunitas ini resmi dimulai pada 29 Januari 2023, dengan tujuan sederhana: mengajak warga mengenal dan mencintai kota lewat langkah kaki.

Semula, Yulian—dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari—sering menemani istrinya berkeliling kota sambil bercerita tentang sejarah bangunan atau sudut-sudut yang mereka lewati. Kebiasaan itu terbawa saat bepergian ke luar daerah. Mereka selalu mencari walking tour, terutama yang menyuguhkan narasi sejarah.

Awal 2025, Meta mengusulkan agar cerita-cerita itu dibagikan kepada warga Banjarmasin. “Kayanya seru deh kalau cerita ini dibagi ke orang lain, supaya warga juga makin kenal dan cinta kotanya,” ujarnya. Dari ide sederhana itulah tur perdana digelar pada bulan Ramadan lalu dengan tema “Nunggu Bedug” di kawasan Masjid Jami dan sekitarnya.

Dari Kairo hingga Banjarmasin

Pengalaman Yulian dengan walking tour berakar dari perjalanannya di luar daerah. Semasa menempuh studi di Kairo, ia kerap menyusuri lorong-lorong kota tua dengan berjalan kaki, mengamati detail arsitektur sekaligus mendengarkan kisah sejarah yang melekat pada bangunan. Kebiasaan itu berlanjut ketika ia tinggal di Jakarta, lalu Martapura. Di tiap kota, ia menemukan cara berjalan kaki membuka jalan untuk memahami ruang, sejarah, dan denyut kehidupan warganya.

“Setiap kota punya ceritanya sendiri. Dari situ saya belajar bahwa berjalan kaki itu bukan sekadar berpindah tempat, tapi cara mengenali kota lebih dalam,” kata Yulian.

Bukan Sekadar Melihat Bangunan Masa Lalu

Bagi Yulian dan Meta, walking tour bukan sekadar kegiatan melihat bangunan tua. Mereka ingin warga lebih peduli pada sejarah dan identitas kotanya. “Kota kita mungkin tidak sekeren kota besar lain, tapi Banjarmasin punya cerita panjang yang layak diungkap,” kata Yulian.

Selain mengenalkan sejarah, walking tour juga mendorong gaya hidup sehat. “Sehari-hari kita selalu pakai kendaraan bermotor. Lewat walking tour, kita bisa menikmati kota sambil bersyukur dengan langkah kaki,” tambahnya.

Tur ini juga dihubungkan dengan pariwisata kota. Alih-alih hanya berorientasi ke wisata alam, BDJ Walking Tour menawarkan pengalaman menyusuri kampung ketupat, kuliner lokal, hingga susur sungai dengan narasi sejarah.

Bagaimana Rutenya?

Hingga kini, BDJ Walking Tour telah menyiapkan 20 rute, dengan sembilan di antaranya sudah dijalankan di kawasan Banjarmasin. Tur berlangsung 1,5 hingga 3 jam dan digelar dua pekan sekali. Mayoritas pesertanya adalah warga lokal, namun ada pula tamu dari luar Kalimantan yang sudah terbiasa ikut walking tour di kota asal mereka.

Pengalaman yang dibagikan peserta membuat tur ini kian dikenal. Salah satunya, video singkat dari Putri Qoni yang viral di TikTok. Dari situ, antusiasme anak muda ikut meningkat. “Awalnya kami ragu anak muda mau ikut. Ternyata mereka justru paling semangat. Bahkan warga yang kami lewati sering menambahkan cerita tentang kampung mereka,” kata Yulian.

Lewat cara sederhana itu, BDJ Walking Tour berupaya membuka jalan bagi warga untuk melihat kotanya dari sudut berbeda: berjalan pelan, mendengar cerita, dan akhirnya belajar mencintai Banjarmasin.***